Follow Us @soratemplates

Selasa, 11 Agustus 2020

Aku dan Talents Mapping

Setiap Diri Adalah Unik --- Aku dan Talents Mapping
Dede Karyati

Awal mula mengenal Talents Mapping sekitar tahun 2017 - 2018 ingin sekali ikut training talents mapping ini tapi selalu tidak berjodoh dengan waktu ataupun uang nya hehe. Alhamdulillah di awal tahun 2020 akhirnya bisa ikut training talents mapping basic di Yogyakarta. Masha Allah, Tabarakallah setelah ikut training TM Basic seakan menemukan potongan-potongan puzzle yang berserakan lalu terkumpul dan terlihat jelas gambarnya.

Disini saya akan bercerita bagaimana saya bisa mengenali diri dilihat dari hasil Talents Mapping Assessment saya, dan inilah tujuh bakat kuat yang ada pada diri saya Connectedness, Communication, Includer, Command, Developer, Maximizer, Significance. Kita mulai dengan bakat nomor satu saya yaitu connectedness. Connectedness adalah bakat dimana seseorang mudah menerima kehendak Tuhan, senang mengaitkan peristiwa, meyakini bahwa segala sesuatu peristiwa bukan kebetulan, segala sesuatunya saling terkait dan mengandung hikmah.
Terkait bakat connectedness ini, kemudian melihat perjalanan hidup ke belakang saya ber 'Ooo' panjang. Disini dijelaskan bahwa bakat ini adalah mudah menerima kehendak Tuhan, meyakini bukan kebetulan dan segala sesuatu saling terkait dan mengandung hikmah. Awalnya memang saya tidak menerima kenapa bakat connectedness saya ada di nomor satu? padahal menurut saya, saya biasa saja tidak terlalu religius juga hihii.. setelah digali kembali, teringat ujian dalam hidup belasan tahun silam tepatnya ketika saya duduk di kelas Sekolah Menengah Pertama, disitulah awal mula keluarga kami diuji, usaha orang tua bangkrut semua harta benda habis dijual untuk menutupi hutang-hutang. Saya yang pada saat itu akan lulus SMP berencana ingin meneruskan Sekolah Menengah Atas di luar kota, karena tidak ada biaya akhirnya kandas sudah cita-cita meneruskan SMA di luar kota, dan saya memilih masuk Sekolah Menengah Kejuruan di Karawang karena harapannya lulus sekolah bisa langsung kerja dan bisa membantu orangtua.
Singkat cerita tiga tahun lulus dari SMK dan saya ingin melanjutkan kuliah ke Bandung tapi lagi-lagi terbentur dengan biaya. Akhirnya saya memutuskan untuk melamar pekerjaan dan sambil mendaftar kuliah kelas karyawan. Alhamdulillah setelah hampir tiga bulan nganggur dari semenjak lulus sekolah akhirnya saya diterima kerja dan diterima juga kuliah dengan jalur prestasi beasiswa dari Pemerintah Kabupaten. Dari sekelumit kisah diatas saya sangat bersyukur dengan ujian yang telah Allah berikan kepada keluarga kami. Bagaimana tidak, seorang Dede Karyati yang masa kecil nya serba berkecukupan, dimanjakan oleh orangtua dengan semua fasilitas yang ada ditempa dengan masalah perekonomian keluarga membuat diri ini menjadi kuat dan bisa berjuang sampai lulus kuliah dengan biaya sendiri. Saya berpikir, mungkin jika keluarga kami tidak diuji seperti ini, saya tidak akan bisa sekuat ini menjalani masa remaja yang begitu sulit. Berangkat ke sekolah sambil membawa jajanan untuk dijual dikelas. Sungguh semua itu menjadikan pelajaran hidup yang bisa membuat saya sampai seperti saat ini, hikmah yang bisa saya ambil jaaaauuh lebih berharga bahkan dari ujian yang mungkin awalnya nampak berat. Everything happen for a reason. 

Command - Aku yang tegas dan lugas.
Sering dibilang jutek, judes, galak dan sebagainya mungkin ini salah satu dari dorongan bakat command saya yang kuat. Paling tidak suka jika ada yang tidak jelas, duh ini berasa banget di awal pernikahan sering merasa kenapa suami ku kok “lembek” kurang tegas, ternyata setelah mengikuti Talents Mapping Assessment terjawab sudah bakat command saya merah sedangkan bakat command suami hitam. Command merupakan pribadi yang tegas, lugas, adakalanya keras. Selalu menciptakan kejelasan, akan menekan balik jika ditekan. Tidak takut untuk berkonfrontasi. Hoho kebayang dong bagaimana saya dan suami ternyata memiliki bakat berkebalikan.
Di awal pernikahan terasa sekali sering terjadi konflik karena dorongan bakat command saya yang kuat ini, duh gusti.. kalau ingat masa-masa itu banyak dosa yang tanpa sengaja saya lakukan terhadap suami. Alhamdulillah dengan mengenal dan belajar talents mapping ini banyak sekali perubahan yang saya langsung rasakan sendiri terutama di komunikasi pasangan, biar bagaimanapun suami merupakan imam dalam keluarga saya tidak bisa memaksakan kehendak dengan alasan bakat command ini. Perlahan saya geser dorongan bakat command ini ke aktivitas produktif diluar urusan rumah tangga. Oia, terkait bakat command ini pernah ada suatu kejadian yang lucu. Jadi, ceritanya ada seseorang yang tanpa permisi parkir mobil depan rumah, kami yang kebetulan pada saat itu akan keluar rumah karena ada agenda tidak bisa mengeluarkan mobil karena terhalang mobil yang parkir itu. Suami dengan bakat command yang hitam, sedangkan relator, harmony, positivity merah sering kali mengalah dan kadang dimanfaatkan oleh orang lain. Tidak berani juga untuk menegur langsung apalagi orang yang belum dikenalnya. Disinilah peran command saya keluar, tanpa basa-basi lagi langsung mencari siapa pemilik mobil itu dan langsung meminta untuk memindahkan mobil nya. 
Untuk sebagian orang mungkin hal itu sangat mudah dilakukan, tapi tidak untuk suami ku yang sangat menjaga hubungan untuk selalu harmony wkwkwk.. Disinilah manfaat positif yang saya rasakan langsung, setelah mengenal talents mapping memahami sifat pasangan, fokus pada kekuatan dan siasati kelemahan. Kalau ini kejadian nya beberapa tahun silam sebelum saya kenal TM, mungkin saya sudah ‘mencak-mencak’ untuk mendorong suami ku yang maju menghadapi orang itu.

Bahagia bisa memajukan orang lain – Developer
Pernah ada yang bilang begini “kamu tuh kadang judes, galak tapi asli nya baik banget yaa” hahaha, mungkin ini salah satu dorongan dari bakat command dan developer yang merah serta didukung bakat belief yang kuning. Ya, saya senang sekali kalau bisa membantu orang lain belajar dan berkembang, senang mendampingi orang belajar meningkatkan kemampuannya. Tidak heran kalau ada teman yang pernah berkata demikian, karena kalau untuk urusan mengajarkan sampai bisa dan sampai berkembang mencapai tujuan nya saya akan dengan tulus melakukannya. Hal ini bisa ‘menutupi’ kesan negatif tentang diri saya yang tegas dan lugas karena disisi lain saya merupakan pribadi yang bahagia bisa memajukan orang lain.

Maximizer – Aku si perfeksionis
Terkait bakat maximizer ini saya pernah menghabiskan waktu berjam-jam hanya sekedar mencari ‘template’ atau membuat desain yang cocok untuk sebuah tugas presentasi. Satu hari pernah dikejar deadline untuk tugas tersebut, kebetulan pada saat pengerjaan tugas itu saya satu kamar bersama teman yang sama-sama sedang mengikuti training TM, ketika teman saya hampir selesai semua tugasnya saya masih berkutat dengan desain yang menurut saya belum sempurna haha.. Miximizer pribadi yang perfeksionis khususnya tentang hasil. Ingin menjadikan yang bagus menjadi hebat dan memiliki standar subjektif tentang kesempurnaan.

Aku yang senang tampil – Significance
Significance mendapat energi yang semakin besar ketika mendapat perhatian orang banyak, senang menjadi pusat perhatian. Di dalam kelas premium 34 bakat saya pernah bertanya, kenapa bakat significance merah tapi tidak selalu percaya diri untuk tampil, padahal banyak yang sudah meminta untuk sharing terkait ilmu yang sedang saya dalami saat ini. Apa ini terkait dengan bakat self assurance yang hitam? Jawaban nya iya. Tapi yang mengusik itu ketika kang Firman bertanya apa ada orang underestimate pada saya? Seketika langsung ingat masa putih abu dulu, kok ya tiba-tiba nyesekk. Karena dulu pernah ada sesebapak yang meremehkan saya dan cenderung bullying kalau istilah populer saat ini. Tiba-tiba mellow apa iya karena ‘luka lama’ itu terbawa sampai saat ini. Ternyata dorongan aktivitas terkait bakat kita itu tidak selalu 100% tentang talents, ada attitude, skill dan knowledge selain itu juga pola perilaku atau pengalaman dimasa lalu yang bisa mengubur atau bahkan menimbulkan trauma pada aktivitas produktif terkait bakat harus kita gali lagi. Karena kalau dari pengalaman kurang baik yang telah saya alami itu sedikit banyak bisa mengubur bakat significance yang ada pada diri ini.  
Seandainya semua manusia sadar akan bakat diri, sadar akan semua kekuatan dan kekurangan yang dimiliki diri mungkin tidak akan ada lagi bullying di muka bumi ini. Semua orang sadar, bahwa setiap individu itu unik terlahir membawa kehebatan nya masing-masing. Tapi tidak ada kata terlambat kok untuk mengenali bakat diri, masih ada kesempatan jika kita memang mempunyai keinginan untuk mengubah nya. Mengutip dari kata-kata Abah Rama Allah tidak akan memanggil mereka yang mampu, tapi Allah akan memampukan mereka yang terpanggil. Alhamdulillah, setelah belajar TM dan mempraktekan nya untuk keluarga sendiri, semakin semangat mengenal diri, semakin semangat untuk ‘buka praktek’, next semoga bisa membantu orang lain lebih mengenal dirinya dan menuju jalan yang dikehendaki Allah pada dirinya. Aamiin…





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aksi - A Home Team

Dagdigdug menanti pengumuman kelulusan, setelah pekan kemarin zoom terakhir gabungan di kelas A Home Team bareng Ibu Septi, Masha Allah tera...