Bismillahirrohmanirrohiim, 1 Januari 2018 Launching A Home Team keluarga kami yaitu "Griya Piwulang Hade" atau kami singkat GPH yang artinya Griya Piwulang --> Rumah Belajar (bahasa jawa), HaDe --> Hade bisa berarti baik, bagus (bahasa sunda) bisa juga di artikan inisial saya dan suami (Heru - Dede) 😁
Adapun tujuan kami membangun Griya Piwulang Hade adalah untuk menguatkan kelurga kami untuk terus belajar di universitas kehidupan ini. Dan GPH akan concern dalam bidang parenting dan anak anak. Karena saya sadar, menjadi Ibu Rumah Tangga itu tidak ada sekolah nya, tapi untuk mendidik dan membersamai anak anak tentu membutuhkan ilmu.
Sekilas akan saya bahas apa itu parenting?
Pengertian Parenting
Secara sederhana yang dimaksud dengan parenting adalah suatu upaya pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dengan memanfaatkan sumber yang ada di dalam keluarga dan lingkungan yang di sekitar berupa kegiatana belajar yang dilakukan secara mandiri.
Proses parenting dilakukan secara berkelanjutan antara orang tua dan anak-anaknya berupa beragam aktivitas keseharian, seperti: memberi makan, memberi petunjuk dan melindungi anak saat ia tumbuh dan berkembang.
Tujuan Parenting
Keluarga merupakan unit sosial terkecil di masyarakat yang dibentuk atas dasar adanya komitmen untuk mewujudkan fungsi keluarga, terutama fungsi sosial dan pendidikan. Tujuan pengembangan program parenting yaitu, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan orang tua dalam hal mengasuh, merawat dan memberikan pendidikan di dalam keluarga dengan landasan pembentukan karakter yang baik.
Selain parenting, GPH juga akan concern terhadap anak anak. Sudah menjadi pemandangan biasa rasa nya mulai dari bayi sampai anak anak sudah diberikan gadget oleh orang tua nya, anak usia 1 tahun sudah mengerti "youtube" karena dari bayi sudah terbiasa diberikan tontonan video / film anak anak lewat HP orang tua nya. Akan menjadi masalah apabila hal ini dibiarkan, kenapa? ada beberapa efek negatif yang dapat terjadi bila orang tua memberikan tablet untuk anak usia balita yang sedang dalam masa perkembangan.
1. Gangguan tidur
Anak dapat mengalami susah tidur atau kualitas tidur yang kurang baik bila sebelum waktu tidur ia menonton TV, membaca cerita lewat aplikasi e-Book di tablet, bermain video games. Ini dapat terjadi karena cahaya yang dipancarkan dari layar gadget elektronik tersebut yang membuat anak sulit untuk tidur. Jadi pikirkanlah matang-matang sebelum membelikan tablet untuk anak.
2. Keterlambatan bicara
Menurut penelitian yang dilakukan oleh American Academy of Pediatrics, sangat disarankan agar anak berusia di bawah 2 tahun tidak diberikan “screen time” atau ekspos pada layar dari gadget elektronik karena dapat mengakibatkan keterlambatan bicara dan gangguan tidur. Penelitian lain juga menyingkap bahwa TV berpengaruh dalam “talk time” atau waktu bicara berkualitas antara orang tua dan anak, di mana sangat penting bagi perkembangan bahasa anak.
3. Sikap pasif
Sikap pasif ini maksudnya anak kurang bergairah untuk melakukan aktivitas fisik seperti berjalan, berlari, bermain puzzle. Dengan bermain tablet, anak berhadapan dengan layar yang disentuh sesuai dengan petunjuk interaktif. Namun kurangnya stimulasi sebanyak anak dapat memegang langsung benda konkrit seperti bola atau puzzle, membuat anak cenderung lebih pasif. Sedangkan anak terutama batita yang kemampuan kognitifnya sedang berkembang dapat distimulasi lewat sensori dengan cara memegang, menyentuh, mencium, melihat serta mendengar. Anak lebih membutuhkan objek konkret daripada lewat layar dalam proses belajar dan perkembangan kognitifnya.
4. Sulit konsentrasi
Efek jangka panjang dari tablet untuk anak, dan gadget elektronik lainnya untuk anak balita adalah sulitnya berkonsentrasi terutama dalam belajar. Perhatian anak semakin singkat terhadap suatu hal atau tugas yang dikerjakan. Ini dapat terjadi karena kinerja otak yang sering berpindah tugas (switching tasks) dengan cepat.
5. Radiasi
Sebuah studi menyatakan bahwa otak anak yang berusia 5 tahun memiliki tulang tengkorak yang lebih tipis dan lebih banyak cairan daripada orang dewasa. Jadi kepala anak dapat menyerap radiasi sepuluh kali lebih banyak daripada orang dewasa. Jadi dapat dibayangkan bagaimana bayi dan batita yang berusia lebih muda dengan resiko yang lebih besar apabila terpapar radiasi dari gadget elektronik.
6. Kecanduan tablet
Di Inggris, anak berusia 4 tahun didiagnosa kecanduan Ipad, bahkan dalam satu hari ia dapat menghabiskan 4 jam dengan Ipadnya. Jadi setiap kali orangtuanya mengambil Ipad-nya, ia akan menangis hebat dan stress. Begitu besar daya tarik tablet untuk anak.
Orang tua dapat menekan kemungkinan dari efek negatif yang disebutkan di atas dengan memberikan batasan waktu yang jelas dan seimbang dalam penggunaan gadget termasuk tablet untuk anak. Perlu diingat bahwa anak tetap harus bersosialisasi dengan teman, saudara atau keluarganya dengan permainan yang melibatkan aktivitas fisik yang sangat berguna bagi perkembangan motoriknya. Interaksi antara orang tua dan anak secara langsung yang terjalin jauh lebih baik dan berharga yang tak dapat tergantikan bahkan oleh gadget elektronik sekalipun.
Sumber bacaan : psychologytoday.com, healthland.time.com
Efek jangka panjang dari tablet untuk anak, dan gadget elektronik lainnya untuk anak balita adalah sulitnya berkonsentrasi terutama dalam belajar. Perhatian anak semakin singkat terhadap suatu hal atau tugas yang dikerjakan. Ini dapat terjadi karena kinerja otak yang sering berpindah tugas (switching tasks) dengan cepat.
5. Radiasi
Sebuah studi menyatakan bahwa otak anak yang berusia 5 tahun memiliki tulang tengkorak yang lebih tipis dan lebih banyak cairan daripada orang dewasa. Jadi kepala anak dapat menyerap radiasi sepuluh kali lebih banyak daripada orang dewasa. Jadi dapat dibayangkan bagaimana bayi dan batita yang berusia lebih muda dengan resiko yang lebih besar apabila terpapar radiasi dari gadget elektronik.
6. Kecanduan tablet
Di Inggris, anak berusia 4 tahun didiagnosa kecanduan Ipad, bahkan dalam satu hari ia dapat menghabiskan 4 jam dengan Ipadnya. Jadi setiap kali orangtuanya mengambil Ipad-nya, ia akan menangis hebat dan stress. Begitu besar daya tarik tablet untuk anak.
Orang tua dapat menekan kemungkinan dari efek negatif yang disebutkan di atas dengan memberikan batasan waktu yang jelas dan seimbang dalam penggunaan gadget termasuk tablet untuk anak. Perlu diingat bahwa anak tetap harus bersosialisasi dengan teman, saudara atau keluarganya dengan permainan yang melibatkan aktivitas fisik yang sangat berguna bagi perkembangan motoriknya. Interaksi antara orang tua dan anak secara langsung yang terjalin jauh lebih baik dan berharga yang tak dapat tergantikan bahkan oleh gadget elektronik sekalipun.
Sumber bacaan : psychologytoday.com, healthland.time.com
Atas dasar itu, kami tergerak untuk melakukan kegiatan kegiatan parenting dan bermain bersama anak anak. Melalui GPH ini, in sya Allah mimpi kami adalah:
1. Mengadakan kegiatan parenting untuk warga sekitar minimal 1 tahun 1 kali.
2. Mengadakan kegiatan bermain bersama anak anak, seperti mendongeng, menggambar, berkreasi, dll minimal 1 tahun 2 kali.
Bismillah, resolusi 2018 keluarga kami "Griya Piwulang HaDe", Rumah Parenting, Rumah Ramah Anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar